Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai banyaknya uraian tentang osteoarthritis. Apa sebenarnya yang terjadi pada saat persendian mengalami osteoarthritis, fakta-fakta mengenai hal tersebut, hingga gejala-gejala bagi mereka yang telah menderita osteoarthritis. Kali ini kita akan membahas mengenai siapa saja yang rentan terhadap osteoarthritis dan bagaimana pencegahan maupun pengobatan yang dapat dilakukan.
Faktor Risiko
Siapa saja yang bisa terkena osteoarthritis? Faktor risiko ada pada orang-orang yang memiliko criteria berikut:
· Usia di atas 50 tahun, hal ini jelas disebabkan karena seiring dengan bertambahnya usia, metabolisme tubuh pun semakin menurun, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan, salah satunya osteoarthritis.
· Wanita, mengalami haid, hamil dan menyusui adalah penyebab utama dimana semasa usia produktifnya wanita banyak kehilangan kandungan kalsium pada saat mengalami siklus tersebut sebelum akhirnya mengalami osteoporosis.
· Kegemukan, beban berat yang harus ditopang oleh persendian dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus dapat mengakibatkan osteoarthritis.
· Pernah mengalami immobilisasi atau tirah baring, yaitu suatu keadaan tubuh tidak dapat bergerak secara aktif karena ada kondisi yang mempengaruhi pergerakan tubuh.
· Pernah mengalami trauma atau radang di persendian sebelumnya.
· Adanya stres pada sendi yang berkepanjangan, misalnya pada olahragawan yang selalu mengalami aktivitas fisik yang berlebih.
· Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang (pengerasan).
· Densitas (kepadatan) tulang yang tinggi.
· Mengalami neurophaty perifer, yaitu penyakit pada saraf perifer (semua saraf selain yang ada di otak dan urat saraf tulang belakang).
· Faktor lain, seperti ras, keturunan dan mengalami gangguan metabolik.
Pengobatan
Pengobatan osteoarthritis dilakukan sesuai dengan kondisi penderitanya. Berikut tahapan yang umumnya dilakukan oleh medis.
1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya.
2. Memberikan obat antinyeri.
3. Memberikan latihan untuk menghilangkan kekakuan dan lingkup sendi lebih luas.
4. Memberikan suplemen sendi yaitu Glucosamin dan Chondroitin, dimana
Glucosamin bekerja dengan merangsang pembentukan tulang rawan serta
menghambat perusakan tulang rawan, sedangkan Chondroitin sulfat memiliki
fungsi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
5. Memberikan injeksi hyaluronic acid.
6. Melakukan artroskopi debridement, suatu prosedur tindakan untuk diagnosis
dan terapi pada kelainan sendi dengan menggunakan kamera. Dengan alat ini
dokter melakukan pembersihan dan pencucian sendi. Selain itu dokter dapat
melihat kelainan pada sendi yang lain dan langsung dapat memperbaikinya.
7. Melakukan penggantian sendi. Prosedur ini dilakukan pada kasus stadium lanjut
( 3 dan 4). Setelah operasi pasien dapat berjalan kembali dengan tanpa rasa nyeri.
Setelah kita membaca paparan di atas mengenai osteoarthritis, tentunya kita semua menjadi takut dan ragu, apakah kita dapat terhindar dari penyakit ini. Tentunya, cara kita menjaga kesehatan dimasa muda akan sangat menentukan kondisi kesehatan di masa mendatang. Dan tetap melakukan hal-hal yang dapat mencegah, karena bagaimanapun, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah osteoarthritis:
ü Menjaga berat badan
ü Memilih jenis olah raga yang tidak banyak
menggunakan persendian.
ü Melakukan aktifitas olah raga yang sesuai dengan
kebutuhan
ü Menghindari perlukaan pada persendian
ü Meminum suplemen sendi.
ü Mengonsumsi makanan sehat.
ü Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman.
ü Melakukan relaksasi dengan berbagai teknik.
ü Menghindari gerakan yang meregangkan sendi jari
tangan.
ü Jika terdapat deformitas (perubahan bentuk) pada
lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan.
Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak
merata pada semua permukaan tulang.
Kini, saatnya kita peduli pada kondisi kesehatan kita secara menyeluruh. Selamat menjalankan hidup sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar